Makna Kitab Kuning Fathul Qorib (Fathul Qarib) Terjemahan

Jumlah Rakaat Sholat Kitab Fathul Qorib


Selanjutnya, buka halaman 16 kitab Fathul Qorib tentang jumlah rakaat sholat.

فَصْل

Fasal ini menjelaskan jumlah rakaat sholat.

وَرَكَعَاتُ الْفَرَائِضِ

Adapun jumlah rakaat sholat fardlu, maksudnya sehari semalam dalam sholat di rumah kecuali pada hari Jum’at

سَبْعَةَ عَشَرَ رَكْعَةً

adalah tujuh belas rakaat.

Sedangkan untuk hari Jum’at, maka jumlah rakaat sholat fardlu pada hari itu adalah lima belas rakaat. Adapun jumlah rakaat sholat setiap hari saat bepergian bagi orang yang melakukan sholat qashar adalah sebelas rakaat.

فِيْهَا أَرْبَعٌ وَثَلَاثُوْنَ سَجْدَةً وَأَرْبَعٌ وَتِسْعُوْنَ تَكْبِيْرَةً وَتِسْعُ تَشَهُّدَاتٍ وَعَشْرُ تَسْلِيْمَاتٍ وَمِائَةٌ وَثَلَاثٌ وَخَمْسُوْنَ تَسْبِيْحَةً وَجُمْلَةُ الْأَرْكَانِ فِي الصَّلَاةِ مِائَةٌ وَسِتَّةٌ وَعِشْرُوْنَ رُكْنًا فِي الصُّبْحِ ثَلَاثُوْنَ رُكْنًا وَفِي الْمَغْرِبِ اثْنَانِ وَأَرْبَعُوْنَ رُكْنًا وَفِي الرُّبَاعِيَّةِ أَرْبَعَةٌ وَخَمْسُوْنَ ركُنْاً

Perkataan mushannif “di dalam jumlah rakaat tersebut terdapat tiga puluh empat sujud, sembilan puluh empat takbir, sembilan tasyahud, sepuluh salam, dan seratus lima puluh tiga tasbih. Jumlah rukun di dalam sholat ada seratus dua puluh enam rukun, yaitu tiga puluh rukun di dalam sholat Subuh, empat puluh dua rukun di dalam sholat Maghrib, dan lima puluh empat rukun di dalam sholat empat rakaat” hingga akhir perkataan beliau adalah sudah jelas dan tidak perlu dijelaskan.

وَمَنْ عَجَزَ عَنِ الْقِيَامِ فِي الْفَرِيْضَةِ

Dan barang siapa tidak mampu berdiri saat melaksanakan sholat fardlu karena ada hal berat yang ia alami saat berdiri,

صَلَّى جَالِسًا

maka ia diperkenakankan sholat dengan duduk sesuai posisi yang ia kehendaki. Akan tetapi duduk iftirasy di waktu posisi berdiri lebih utama dari pada duduk tarabbu’ (bersila) menurut pendapat al Adhhar.

Jumlah Rakaat Sholat Kitab Fathul Qorib

(Gambar : harakah.id)

وَمَنْ عَجَزَ عَنِ الْجُلُوْسِ صَلَّى مُضْطَجِعًا

Dan barang siapa tidak mampu duduk, maka diperkenankan sholat dengan tidur miring. Jika tidak mampu tidur miring, maka diperkenankan sholat dengan terlentang di atas punggung dan kedua kaki menghadap kiblat.

Jika tidak mampu melakukan semua itu, maka hendaknya ia memberi isyarah dengan mata dan niat di dalam hati. Dan wajib baginya untuk menghadap kiblat dengan wajah dengan meletakkan sesuatu di bawah kepalanya dan memberi isyarah dengan kepala saat ruku’ dan sujud.

Jika tidak mampu memberi isyarah dengan kepala, maka hendaknya ia memberi isyarah dengan kedipan mata. Jika tidak mampu memberi isyarah dengan itu, maka ia harus menjalankan rukun-rukun sholat di dalam hati. Dan tidak diperkenankan meninggalkan sholat selama akalnya masih ada.

Orang yang sholat dengan posisi duduk, maka ia tidak wajib mengqadla’ dan pahalanya tidak berkurang, karena sesungguhnya ia adalah orang memiliki udzur.

Adapun sabda baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

مَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ

“Barang siapa melakukan sholat dengan posisi duduk, maka ia mendapatkan separuh pahala orang yang sholat dengan berdiri. Dan barang siapa melakukan sholat dengan tidur, maka ia mendapatkan separuh pahala orang yang sholat dengan duduk.”

Maka di arahkan pada orang yang melakukan sholat sunnah dan ia dalam keadaan mampu.

Selanjutya baca tentang pekerjaan Yang ditinggalkan dalam sholat.


BACA JUGA : 7 Rekomendasi Kitab Fathul Qorib


0 Komentar untuk "Jumlah Rakaat Sholat Kitab Fathul Qorib"

Back To Top