Makna Kitab Kuning Fathul Qorib (Fathul Qarib) Terjemahan

Shalat Istisqa Fathul Qorib


Halaman 20 dari Kitab Fathul Qorib ini adalah tentang فَصْلٌ Fasal yang menjelaskan hukum-hukum sholat istisqa’, yaitu meminta hujan dari Allah Swt.

وَصَلاَةُ الْاِسْتِسْقَاءِ مَسْنُوْنَةٌ

Sholat istisqa’ disunnahkan bagi orang mukim dan musafir ketika ada hajat sebab tidak turun hujan atau sumber air mengering dan sebangasnya. Sholat istisqa’ sunnah diulangi dua kali atau lebih jika belum diberi hujan hingga Allah Swt memberi hujan pada mereka.

فَيَأْمُرُهُمُ الْإِمَامُ

Maka seorang imam hendaknya memerintah masyarakat dan orang sesamanya

بِالتَّوْبَةِ

untuk bertaubat. Dan bagi mereka wajib menuruti perintah imam sebagaimana yang telah difatwakan oleh imam an Nawawi. Taubat dari dosa hukumnya wajib, baik diperintah oleh imam ataupun tidak.

وَالصَّدَقَةِ وَالْخُرُوْجِ مِنَ الْمَظَالِمِ

Dan diperintahkan agar melakukan sedekah, keluar dari bentuk-bentuk kedhaliman terhadap hamba manusia,

وَمُصَالَحَةِ الْأَعْدَاءِ وَصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ

Dan berdamai dengan musuh dan melakukan puasa tiga hari sebelum keluar untuk melakukan sholat istisqa’, sehingga dengan hari keluar ini puasa yang dilakukan menjadi empat hari.

ثُمَّ يَخْرُجُ بِهِمْ فِيْ الْيَوْمِ الرَّابِعِ

Kemudian imam keluar bersama masyarakat pada hari yang ke empat dalam keadaan berpuasa tanpa memakai wangi-wangian dan tidak berhias, bahkan keluar

فِيْ ثِيَابِ بِذْلَةِ

dengan mengenakan pakaian sehari-hari.

Lafadz “بِذْلَةِ” dengan menggunakan huruf ba’ yang diberi titik satu di bawah serta dikasrah dan dzal yang diberi titik satu di atas dan terbaca sukun. “Tsiyab bidzlatin” adalah pakaian keseharian yang biasa dikenakan saat bekerja.

وَاسْتِكَانَةٍ

Dan berangkat dengan tenang, maksudnya khusyu’

وَتَضَرُّعٍ

dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Mereka berangkat juga disertai oleh anak-anak kecil, orang-orang lansia, dan binatang-binatang ternak.

وَيُصَلِّيْ بِهِمُ

Imam atau penggantinya melakukan sholat bersama mereka

رَكْعَتَيْنِ كَصَلَاةِ الْعِيْدَيْنِ

dua rakaat seperti pelaksanaan sholat dua hari raya di dalam tata caranya, mulai dari bacaan iftitah, ta’awudz, bacaan takbir tujuh kali di rakaat pertama, dan bacaan takbir lima kali di rakaat kedua seraya mengangkat kedua tangannya.

ثُمَّ يَخْطُبُ

Kemudian melaksanakan khutbah sunat yakni 2 khutbah seperti dua khutbah sholat dua hari raya di dalam rukun-rukunnya dan yang lainnya.

Akan tetapi ia membaca istighfar kepada Allah Swt di dalam kedua khutbah sebagai ganti dari bacaan takbir di awal keduanya di dalam khutbah dua hari raya. Maka seorang imam memulai khutbah pertama dengan bacaan istghfar sembilan kali dan memulai khutbah kedua dengan istighfar tujuh kali.

Bentuk istighfarnya adalah,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Aku meminta ampun kepada Allah yang Mahaagung, tidak ada tuhan selain Ia, yang Mahahidup dan Mengatur, dan aku bertaubah pada-Nya.

Dua khutbah ini dilaksanakan

بَعْدَهُمَا

setelah pelaksanaan sholat dua rakaat.

وَيُحَوِّلُ

Dan membalik si khotib

رِدَاءَهُ

pada selendangnya. Maka ia memindah bagian kanan ke bagian kiri dan bagian atas ke bagian bawah. Dan seluruh jama’ah juga membalik selendangnya seperti cara membalik yang dilakukan oleh khatib.

Shalat Istisqa Fathul Qorib


وَيُكْثِرُ مِنَ الدُّعَاءِ

Dan memperbanyak doa si khatib dengan suara pelan ataupun keras. Ketika khatib memelankan suara, maka para jama’ah juga berdoa dengan memelankan suara. Dan ketika khatib mengeraskan suara, maka para jama’ah mengamini doa sang khatib.

وَ الْاِسْتِغْفَارِ

Dan memperbanyak bacaan istighfar khatib hendaknya juga. Dan hendaknya ia membaca firman Allah Swt,

اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ أَنَّهُ كَانَ غَفَّارًا وَيُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا الآيَةَ

Di dalam sebagian redaksi matan terdapat tambahan keterangan, yaitu -di bawah ini-.

وَيَدْعُوْا بِدُعَاءِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Seorang khatib juga dianjurkan berdoa dengan doa yang dibaca Rosulullah SAW,

اللهم اجْعَلْهَا سُقْيَا رَحْمَةٍ

ya Allah jadikanlah hujan -yang akan Engkau turunkan- sebagai hujan rahmah

وَلَا تَجْعَلْهَا سُقْيَا عَذَابٍ

dan janganlah Engkau jadikan hujan adzab

 وَلَا مَحْقٍ وَلَا بَلَاءٍ وَلَا هَدْمٍ وَلَا غَرْقٍ

hujan yang menghilangkan berkah, hujan bala’, merobohkan dan menenggelamkan

 اللهم عَلَى الظِّرَابِ وَالْآكَامِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ

Ya Allah, berikanlah hujan di atas gunung-gunung besar, gunung-gunung kecil, tempat-tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, dan ke dalam jurang-jurang

 اللهم حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا

Ya Allah, semoga Engkau memberikan hujan di sekitar kita yang tidak berbahaya pada kita

 اللهم اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا هَنِيْئًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا سَحًّا عَامًّا غَدَقًا طَبَقًا مُجَلَّلًا دَائِمًا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Ya Allah, berikanlah pada kami hujan yang menyelamatkan, enak, berdampak baik, lebat, merata, yang banyak, yang merata ke seluruh bumi, yang merata selama-lamanya hingga hari kiamat

 اللهم اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ

Ya Allah, berikanlah hujan pada kami, dan janganlah Engkau menjadikan kami termasuk dari orang-orang yang putus asa

 اللهم إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ مِنَ الْجَهْدِ وَالْجُوْعِ وَالْضَنْكِ مَا لَا نَشْكُوْ إِلَّا إِلَيْكَ

Ya Allah, sesungguhnya hamba-hamba-Mu dan daerah-daerah sedang mengalami kesulitan, kelaparan dan keterpurukan yang tidak kita adukan kecuali pada Engkau

 اللهم أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرْ لَنَا الضَّرْعَ وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ

Ya Allah, tumbuhkanlah pertanian untuk kami, limpahkanlah air susu pada kami, turunkanlah berkah-berkah langit pada kami, munculkanlah berkah-berkah bumi pada kami

 وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا لَا يَكْشُفُهُ غَيْرُكَ

dan hilangkanlah bala’ dari kami yang tidak bisa dihilangkan oleh selaian Engkau

 اللهم إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا

Ya Allah, sesungguhnya kami meminta ampun pada-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Mahapengampun

 فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا

Maka turunkanlah hujan yang lebat pada kami

 وَيَغْتَسِلُ فِيْ الْوَادِي إِذَا سَالَ

Dan sunnah mandi di sungai ketika air sudah mengalir,

وَيُسَبِّحُ لِلرَّعْدِ وَالْبَرْقِ

dan sunnah membaca tasbih ketika ada guntur dan petir.

Karena terlalu panjang, maka tambahan ini tidak pas dengan keadaan kitab matan yang ringkas. Wallahu a’lam.

Selanjutnya fasal tentang Sholat khouf.


BACA JUGA : 7 Rekomendasi Kitab Fathul Qorib


Tag : Bab Sholat
0 Komentar untuk "Shalat Istisqa Fathul Qorib"

Back To Top